Beda Obat Paten dan Generik: Pilih Mana?
31 Juli 2025

Beda Obat Paten dan Generik: Pilih Mana?

Masyarakat kerap dihadapkan dengan pilihan antara obat paten atau generik. Kebimbangan ini disebabkan oleh persepsi yang terbentuk dari berbagai informasi eksternal terkait harga, merk, rekomendasi dokter, sampai dengan kondisi finansial dari masyarakat itu sendiri.

Persepsi masyarakat masih cenderung menganggap bahwa obat paten berkualitas lebih baik karena harganya yang lebih mahal daripada obat generik. Karima dkk. (2024) memaparkan bahwa masyarakat beranggapan harga obat berbanding lurus dengan kualitas obat yang dimilikinya. Persepsi tersebut timbul karena beberapa alasan, di antaranya adalah adanya rekomendasi dokter, kurangnya pengetahuan masyarakat terkait perbedaan obat generik dan paten, serta perbedaan kondisi finansial yang dimiliki oleh masyarakat. Persepsi tersebut juga diperkuat oleh sedikitnya edukasi dari tenaga kesehatan terkait perbedaan obat paten dan generik.

Obat paten merupakan obat yang masih memiliki hak eksklusif produksi oleh perusahaan penemu atau pemegang patennya, yang ditandai dengan logo “®”. Hak ekslusif ini diberikan sebab pengembangan obat tersebut melibatkan investasi riset dan pengembangan yang besar dan serangkaian uji klinis. Masa berlaku hak ekslusif ini adalah 20 tahun dan tidak dapat diperpanjang. Selama masa berlakunya paten terhadap suatu obat, perusahaan lain tidak diizinkan untuk melakukan produksi dan pengedaran obat dengan kandungan zat aktif yang sama ataupun setara dengan obat paten tersebut.

Perusahaan lain baru dapat memproduksi obat dengan zat aktif yang sama dengan obat paten ketika masa berlaku hak paten obat tersebut telah habis dengan melalui serangkaian uji klinis ketat yang tersertifikasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta dinyatakan setara dengan obat paten. Banyaknya perusahaan farmasi yang berusaha untuk memproduksi obat tersebut ketika patennya habis menyebabkan harga obat generik jauh lebih murah daripada obat paten, tetapi kualitasnya setara dengan obat paten.

Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu ragu untuk memilih obat generik. Efektivitas obat tidak diukur melalui harga jualnya, tetapi melalui informasi dosis, aturan pakai, dan cara pemberian yang benar. Masyarakat juga dapat meminta alternatif obat generik kepada dokter ketika mendapat resep obat paten. Edukasi berkelanjutan dari fasilitas kesehatan sangat penting untuk dilaksanakan karena memegang peran krusial dalam mengatasi kesenjangan pengetahuan dan persepsi terkait obat paten dan generik.

 

Referensi

 

Karima, N., N.F. Zebua, Nerdy, V. Sofia & K. Dachi. (2024). Edukasi obat generic dan obat paten untuk ibu-ibu pengajian Masjid Jamik Medan Helvetia. Jurnal Pengabdian Masyarakat Tjut Nyak Dhien. 3(2): 70-77. DOI: 10.36490/jpmtnd.v3i2.1295

Muis, L.S. (2019). Hak atas aksesibilitas obat paten bagi masyarakat. Pranata. 2(1): 36-64. DOI: 10.37631/widyapranata.v1i1.259

Puspita, N.A. & M.M. Rissa. (2023). Gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang obat generik, obat bermerk, dan obat paten. Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia. 5(1): 56-57. DOI: 10.33759/jrki.v5i1.339

back top