Pengguna smartwatch pasti telah familier dengan widget yang menunjukkan nilai detak jantung. Tahukah kamu bahwa teknologi tersebut mengadopsi prinsip kerja dari elektrokardiogram? Sensor smartwatch yang ada di pergelangan tangan menangkap sinyal elektrik dari tubuh kita yang mengontrol aktivitas jantung sehingga sistem dapat menerjemahkannya menjadi nilai detak jantung pengguna secara real-time.
Kemudian, apa sebenarnya elektrokardiogram itu?
Elektrokardiogram (EKG) merupakan sebuah alat medis yang bertujuan untuk merekam aktivitas kelistrikan yang ada pada jantung. Sirkulasi darah pada tubuh manusia dipompa oleh jantung sehingga dapat mengalir ke seluruh bagian tubuh. Aktivitas pemompaan tersebut dapat menjadi gambaran kondisi fisiologis seseorang. Apabila timbul abnormalitas pada aktivitas tersebut, maka dapat menjadi tanda gangguan yang harus diwaspadai.
Perkembangan EKG telah dimulai sejak tahun 1769 dan terus berkembang. Sebelum Augustus Desiré Waller pada tahun 1887 mempublikasikan penemuan elektrogramnya, telah banyak penemuan terkait aktivitas kelistrikan yang diamati pada otot katak. Penemuan Waller terkait elektrogram telah menginisiasi Willem Einthoven pada tahun 1893 untuk menyempurnakannya menjadi elektrokardiogram. Penemuan tersebut terus dikembangkan, mulai dari standarisasi penggunaan 12-lead hingga meminimalisasi ukuran instrumen tersebut.
Beberapa fungsi dari EKG sebagai instrumen medis dalam perekaman dan deteksi aktivitas jantung adalah sebagai berikut.
Pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut tidak lepas kaitannya dengan prinsip kerja yang dimiliki oleh EKG. Sinyal listrik yang dihasilkan oleh jantung saat berdetak akan ditangkap oleh elektroda yang terpasang pada tubuh pasien, yakni pada pergelangan kaki, pergelangan tangan, dada, dan rusuk. Sinyal tersebut akan diterjemahkan ke dalam bentuk gelombang yang terekam pada sebuah grafik (elektrokardiograf).
Elektrokardiograf berisi pola detak jantung yang menunjukkan kenormalan atau abnormalitas (denyut terlalu cepat atau terlalu lambat) yang terekam pada instrumen EKG. Kemudian, dokter akan memberikan analisis atas elektrokardiograf tersebut sehingga perawatan dapat diberikan lebih cepat dan tepat. Dalam kondisi gawat darurat medis, EKG dapat menyelamatkan nyawa seseorang melalui deteksi masalah jantung lebih awal sebelum terlambat.
EKG menjadi instrumen dengan fungsi vital dalam tindakan medis. Oleh sebab itu, pemahaman terkait EKG menjadi dasar ilmu dan praktik bidang fisiologi dalam ilmu kedokteran yang harus dikuasai dengan cakap oleh para calon dokter.
Sumber Pustaka
Alnasser, S. D. Alkalthem, S. Alenazi, M. Alsowinea, N. Alanazi & A.A. Fagih. 2023. The reliability of the Apple Watch's electrocardiogram. Cureus. 15(12): e49786-e49796. DOI: 10.7759/cureus.49786
Hampton, J. & J. Hampton. 2019. The ECG made easy. Edisi ke-9. Elsevier. Oxford.
Vincent, R. 2022. From a laboratory to the wearables: a review on history and evolution of electrocardiogram. Iberoamerican Journal of Medicine. 4: 248-255. DOI: 10.53986/ibjm.2022.0038