Mycrobacterium tuberculosis: Bakteri Berbahaya Penyakit Tuberculosis
Senin,24 Februari 2025 - 13:43:03 WIBDibaca: 34 kali

Ada banyak penyakit dalam tubuh manusia yang disebabkan oleh bakteri, salah satunya yaitu penyakit tuberculosis atau biasa dikenal TBC oleh Masyarakat. Penyakit TBC ini disebabkan oleh bakteri berbentuk batang dan bersifat tahan asam (BTA) bernama Mycobacterium tuberculosis, seringnya menyerang paru-paru, namun bisa juga menyerang organ tubuh lain seperti kelenjar getah bening, tulang, otak dan kulit. Menurut Kemenkes RI (2020), jumlah kasus TBC baru di Indonesia masih menduduki peringkat ketiga dunia. Penderita TBC biasanya tertular dari penderita TBC lainnya, menurut Kemenkes RI (2020), penderita TBC aktif dapat menularkan bakteri TBC pada 10-15 orang disekitarnya setiap tahun, terjadi apabila pasien TBC aktif batuk tanpa menutup mulut dilingkungan tertutup tanpa sirkulasi udara bagus dan sinar matahari, sehingga percikan dahaknya menular ke orang sehat melalui udara. Oleh sebab itu, pasien TBC dianjurkan menggunakan masker.
Penyakit TBC memiliki gejala umum, seperti batuk terus-menerus terkadang dahak bercampur darah, demam meriang berkepanjangan, sesak nafas dan nyeri dada, berat badan menurun, nafsu makan menurun serta berkeringat di malam hari. Anak-anak, orang dengan HIV/AIDS, orang lanjut usia, pasien diabetes mellitus, perokok, dan orang terdekat pasien TBC merupakan mereka yang paling berisiko tertular penyakit TBC.
Dalam pemeriksaan TBC, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, diantara yaitu melalui mesin TCM (Tes Cepat Molekuler) dan tes mikrobiologi dengan teknik pewarnaan BTA (Bakteri Tahan Asam). Sampel dari kedua jenis analisa ini menggunakan dahak pasien, disebut dahak pagi-sewaktu, dengan cara pengambilan pagi (dahak pagi) merupakan dahak yang dikeluarkan sesaat setelah bangun tidur dan sewaktu (dahak sewaktu) merupakan dahak yang dikeluarkan sewaktu pasien mengantarkan dahak ke layanan analisa.
Di laboratorium Mikrobiologi FK UNTAG, mahasiswa nantinya akan diajarkan mengenai analisa bakteri M. tuberculosis melalui teknik pewarnaan BTA (Bakteri Tahan Asam), dimana sampel dahak akan letakkan di sediaan kaca dan diwarnai dengan pewarnaan Ziehl neelsen. Sampel tersebut akan difiksasi di atas api, bertujuan untuk membunuh bakteri tanpa merusak perubahan bentuk dan struktur bakteri. Setelah dilakukan pewarnaan dan sediaan kering, sediaan dapat diamati di bawah mikroskop perbesaran 100x. Di mikroskop, mahasiswa akan dikenalkan bentuk bakteri M. tuberculosis dan cara menghitungnya, untuk menentukan apakah dahak pasien tersebut memang mengandung bakteri M. tuberculosis atau negatif
Gambar 1. Sediaan kering BTA dengan pewarnaan Ziehl neelsen
Pasien yang terkonfirmasi menderita TBC, akan diberikan obat selama 6-8 bulan dan diminum secara teratur, sesuai dosis dan baiknya diminum dalam keadaan perut kosong di pagi hari. Tahapan pemberian obat yaitu 2-3 bulan diminum setiap hari, lalu bulan selanjutnya diminum 3x dalam seminggu. Obat ini disediakan gratis oleh pemerintah. (wed/fk).
Sumber:
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Tata Laksana Tuberkulosis. Jakarta.
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Lembar Balik TOSS TB. Germas. Jakarta.
Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya