Globalisasi pada zaman modern saat ini membawa banyak pengaruh
perkembangan, termasuk di dalamnya adalah tren konsumsi rokok di masyarakat.
Rokok seakan-akan menjadi kebutuhan primer bagi perokok aktif yang harus selalu
ada dalam kesehariannya. Padahal, rokok mengandung banyak bahan kimia adiktif
yang berbahaya bagi kesehatan tubuh, khususnya kandungan tar dan nikotin di
dalamnya. Bahaya tersebut tidak hanya mengintai si perokok aktif, tetapi juga
mengintai perokok pasif yang menghirup asap rokok, baik sengaja ataupun tidak
disengaja. Beberapa contoh masalah kesehatan yang ditimbulkan akibat asap rokok
adalah penyakit paru kronis, kanker, sampai dengan penyakit jantung.
Alih-alih menghentikan konsumsi rokok, masyarakat banyak yang beralih
menuju penggunaan rokok elektrik (vape). Amjad dkk. (2025) menjelaskan
bahwa vape menggunakan cairan yang mengandung bahan pengental (vitamin E
asetat), perasa (diasetil, mentol, etil vanilin), zat adiktif (nikotin), dan
pelarut (gliserin, propilen glikol) dimana seluruh bahan kimiawi tersebut dapat
menyebabkan timbulnya peradangan, iritasi, dan bersifat toksik bagi tubuh.
Penelitian yang dilakukan oleh Carey dkk. (2024) juga memaparkan bahwa
pasien wanita berusia 40 tahun didiagnosis mengalami bronkiolitis obliterans.
Pasien tersebut memiliki keluhan berupa asma, batuk kering berkepanjangan,
pusing, dan sakit kepala ringan. Pasien tersebut juiga merupakan perokok aktif
selama 4 tahun dan berhenti menggunakan rokok konvensional, tetapi beralih
menggunakan vape.
Bronkiolitis obliterans merupakan kondisi dimana terjadi penyempitan
saluran napas pada bronkiolus akibat peradangan dan terbentuknya jaringan parut
(fibrosis) sehingga menghambat pertukaran oksigen dan karbondioksida serta
distribusi oksigen ke seluruh tubuh. Akibatnya, pasien mengalami kesulitan
bernapas dan pusing berkepanjangan.
Oleh karena itu, vape tidak dapat dijadikan alternatif pilihan
untuk berhenti merokok. Vape memiliki bahaya yang sama besarnya dengan
rokok konvensional. Ancaman penyakit dari vape dan rokok tidak hanya
membahayakan bagi si perokok, tetapi juga terhadap keluarga, orang terdekat,
dan juga masyarakat di lingkungan tersebut yang menghirup udara yang sama dengan
perokok tersebut.
Referensi
Amjad,
M.A., D.O. Trujillo, R.M. Estrada-Y-Martin & S.V. Cherian. 2025. E-Cigarette
or Vaping Product Use-Associated Lung Injury: A Comprehensive Review. International
Journal of Environment Research and Public Health. 22(792): 1-19. DOI: 10.3390/ijerph22050792.
Carey, L., K. Johnson, J. Villalba & M. Baqir. 2024. Vaping-associated constrictive bronchiolitis. Respiratory Medicine Case Reports. 51:1-4. DOI: 10.1016/j.rmcr.2024.102062.
Varghese, J. & P.M. Gharde. 2023. A comprehensive review on the impacts of smoking on the health of an individual. Cureus. 15(10):1-9. DOI: 10.7759/cureus.46532.
Weerakkody, Y., H. Knipe & M. Farhadi. 2010. Obliterative bronchiolitis. Radiopedia. DOI: 10.53347/rID-11010.